Who is He?



Siapa ya yang akan menjadi pasanganku nanti?

Hmm.. orangnya siapa, ya?







Teman-teman pernah mikir hal seperti ini ga?

Kadang juga aku berpikir hal yang sama?

Belum lagi ditambah pertanyaan di sekeliling aku.

“Pertanyaan yang sama dan berulang-ulang ditujukan kepadaku:

“Kapan, kamu menikah?”…

“Sudah buruan aja, jangan terlalu milih-milih. Usia kamu sudah keburu tua nanti.”

“Ada yang suka sama kamu, uda sama dia aja. ”



Dulu aku suka gerah sendiri mendengar pertanyaan-pertanyaan seperti ini.  Tetapi sekarang aku menganggap itu sebagai doa dari teman-teman dan keluargaku.

Secara jujur aku katakan,:

“Siapa sih yang tidak mau menikah?”

“Aku bukannya milih-milih, tapi memang harus milih. Pakai baju aja aku milih, apalagi pasangan hidup yang akan selamanya mendampingi kita.”

“Kalau ada cowok yang suka ma kita, trus langsung jadian ? Tanpa dibawa doa dulu? Tanpa harus diliat hati, karakternya dia?” 





Aku engga tau, mungkin dalam anggapan banyak orang, aku terlalu ribet dalam memilih pasangan, terlalu jauh dalam berpikir, terlalu banyak maunya.

Tetapi buat aku, tidak semua orang bisa MENGERTI PRINSIP HIDUP kita.





Prinsip aku sebenarnya simple  untuk membangun hubungan. Dia harus seseorang yang punya hati yang takut akan Tuhan, dia punya hati yang lembut mau belajar, dibentuk Tuhan dan berubah (mencintai proses), dewasa secara karakter juga, bertanggung jawab, dan sudah siap dalam financial (punya pekerjaan tetap, karena buat aku uang bisa dicari bersama), dan bisa mendukung visi hidup aku.





Selama ini memang ada beberapa pria yang mendekati hidup aku dan berusaha untuk mengenal aku lebih dalam, tetapi ada beberapa nilai yang berbeda dengan nilai hidup aku, dan tidak dewasa dalam karakter. Intinya belum menemukan yang tepat.





Bahkan beberapa orang mengatakan aku bodoh, karena ada beberapa kesempatan pria masuk dalam kehidupan aku. Bagi mereka, pria ini bukan pria biasa-biasa aja.

Suatu hari ada seseorang yang berkata kepadaku: “Kamu kenapa ga mau sama dia aja, ganteng loh, anaknya baik, kaya lagi.”

Aku hanya menjawab: “ Ada hal lain yang tidak bisa diukur hanya dengan materi, dan hal ini hanya bisa kita ukur dengan hati kita. Aku ga mau sama dia, karena perbedaan nilai yang dimiliki oleh kami berdua.”

Sepicik itukah arti hubungan? Aku yang dengarnya aja miris banget.

Kalau kita hanya mengukur seseorang dari fisiknya atau kekayaan materinya, bagiku itu hal yang sangat sempit. Kita ga akan bisa mengukur kekayaan bathin seseorang yang jauh lebih penting, dibanding kekayaan materi.







Aku ingat banget dulu seseorang pernah berkata kepadaku:

“Jangan pernah menikah karena seseorang itu baik, tetapi menikahlah karena seseorang itu orang BENAR (orang yang takut Tuhan, karena orang benar biasanya adalah orang baik). Jangan pernah menikah di bawah TEKANAN (karena usia, karena tekanan orang tua dan lingkungan), tetapi menikahlah karena kamu tau tujuanmu menikah; yaitu untuk Kemuliaan Tuhan.

Karena pernikahan itu bukan untuk main-main. Cinta itu bisa hilang, pada akhirnya Komitmenlah yang akan tinggal tetap. Tetapi jika kamu melandaskan pernikahan itu di atas dasar Tuhan, kamu akan merasakan bukan hanya Komitmen yang tinggal tetap, tetapi cinta yang semakin melekat, karena kalian bisa melewati semua tantangan yang terjadi bersama Tuhan.





Hidup pernikahan kalian akan teruji, dan biasanya kesetiaan seorang istri akan teruji pada saat TERENDAH dalam hidup suaminya (suaminya sedang sakit, dia terkena PHK, dan pada saat sang suami tidak mempunyai apa-apa yang bisa dibanggakan). Di saat inilah kasih dan kesetiaan seorang istri akan teruji. Untuk tetap mengasihi sang suami apa adanya, tetap mensupport suami tanpa ngedumel dan menghakimi dia, tetap dan tetap menjadi penolong bagi suaminya.

Sedangkan kesetiaan seorang suami akan teruji justru pada saat TERTINGGI dalam hidupnya (di puncak kesuksesan, mendapat banyak penghargaan, namanya terkenal). Di saat inilah kasih dan kesetiaan seorang suami akan teruji, apakah dia akan tetap mengasihi istrinya bahkan lebih mengasihinya daripada sebelumnya? Tetap menganggap bahwa istrinya adalah “Penolong” yang luar biasa, yang membantunya naik sampai saat sang suami berada di posisi yang ‘tinggi.’






Aku bersyukur banget aku dikelilingi oleh teman-teman yang sudah menikah. Yang banyak memberi aku Teladan, dimana aku banyak melihat setiap konflik yang diijinkan terjadi, melihat setiap perbedaan itu dilebur menjadi perpaduan yang indah, dan dimana aku melihat Tuhan ada dalam setiap pergumulan dan kemenangan mereka. (jadi mau nangis).”






Ini yang membuat aku tetap percaya Tuhan tidak pernah BERHUTANG.

Aku percaya kalaupun Tuhan menginginkan aku menikah, Tuhan akan mempertemukan aku dengan orang yang tepat.

Bagiku menikah atau tidak menikah dua-duanya tetap sama, aku tetap utuh di dalam Tuhan. Aku utuh bukan karena aku punya pasangan, tetapi karena Tuhan membuat aku sebagai karya tanganNya yang Unik dan satu-satunya.

Menikah atau tidak menikah dua-duanya adalah untuk Kemuliaan Tuhan.







Aku percaya apa yang Tuhan sediakan jadi bagianku, itu akan tetap menjadi bagianku, dan tidak akan dapat diambil oleh siapa pun.



Nah, buat teman-teman yang rindu melihat saya menikah dan mempunyai pernikahan ilahi, yang selama ini sering bertanya kepada saya. Tolong bantu dalam doa ya..hihihi..





Aku bersyukur buat damai sejahtera yang Tuhan berikan buat aku selama masa single ku ini. Aku percaya aku ga pernah sendiri, Tuhan yang selalu berjalan bersama aku. Damai sejahtera inilah yang membuat aku tetap berdiri dan bertahan menunggu janji Tuhan bagi hidupku.

 Kadang aku bertanya, pada diri sendiri: Kenapa aku tenang-tenang aja ya?Yang kocar-kacir malah teman-teman dan keluargaku sendiri..hahahaa..

Bukannya aku ga mikir ya, ini malah uda jadi doa aku dari beberapa tahun yang lalu.

Tetapi bagiku hidup ini bukan berbicara soal pasangan, menikah atau tidak menikah. Ada hal yang jauh lebih penting dari itu. Hidup hanya sekali, pergunakan sebaik mungkin, buat kemuliaanNya.




Dan aku percaya hidupku selama ini aja Tuhan pelihara, apalagi pasangan hidup.





Aku ga mau kaya orang kebakaran jenggot yang mulai kehilangan iman, dan mulai menggunakan kekuatannya sendiri (yang ada aku akan berjalan dengan keinginanku).





Mungkin saat ini, ada teman-teman wanita yang mengalami hal yang sama seperti saya. Jangan menyerah teman, jangan padamkan iman. Lebih baik maksimalkan masa single kita buat kemuliaan Tuhan.

Hidup ini memang ga mudah tapi Indah karena kita punya Tuhan =)




Aku berdoa hari ini, ada damai sejahtera untuk para wanita single  yang sedang bergumul mencari PH, ada iman yang tetap mempercayai Tuhan, tidak membiarkan iblis membunuh iman.

Dalam anugrah dan kehendakNya, Tuhan akan pertemukan dengan orang yang TEPAT.







Tugas kita para wanita, trus jadi wanita yang “Menarik”. Fokus sama yang Tuhan mau kita kerjakan, bangun karakter kita, iman kita, skill kita , belajar buat jadi penolong (mulai dari jadi penolong buat orang-orang di sekeliling kita) trus ya aku sangat..sangat mendorong para wanita buat belajar masak, buat belajar tentang hal-hal rumah tangga. Ga usah yang sulit-sulit, tapi belajar dari yang mudah dulu. Ini bukan hal yang kuno, tetapi justru aku jarang temuin di jaman sekarang. Ini akan sangat berguna buat kita ketika kita berumah tangga.




Yang tidak kalah penting, jangan berusaha menarik perhatian lawan jenis, sehingga mereka jadi tidak nyaman dengan kehadiran kita. Bergaulah seperti kita biasa bergaul dengan teman-teman wanita dan teman-teman pria lainnya.

Kalau seorang pria tertarik pada kita, biarkan dia yang menyatakan terlebih dahulu.

Walaupun jaman sekarang banyak yang berkata tidak masalah kalau perempuan menyatakan terlebih dahulu. Tapi maaf aku penganut kolot kalau masalah ini. Biarkan pria menjadi inisiator, dan dalam hal ini kita perempuan juga sudah membantu para pria untuk menjadi Imam (dalam menyatakan perasaannya).





















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Who is He?"

Post a Comment